Lokasi Foto : Daerah Pantai Samas Jogja |
Kok Sendirian sih ? Kok Nonton Sendiri ? Me Time Kok Terus - Terusan ? Ga bosen ? masih banyak kok kok yang lain.
Banyak sekali teman - teman saya yang bertanya atau mungkin ga sengaja berpapasan dengan saya saat saya sedang melakukan sesuatu sendirian. Saya punya alasan tersendiri untuk memilih melakukan semua hal sendiri. Selain itu juga karena 2 tahun terakhir ini saya sedang bekerja sebagai Tim Branding Suatu perusahaan yang notabene memang tidak memiliki rekan kerja. Awal kerja saya sangat tidak tahan dengan kesendirian dalam bekerja. Ya normal saja, untuk membawa sample produk saya harus mengangkatnya sendiri, nyetir sendiri dan ngomong sendiri. Ini tantangan banget buat kalian yang terbiasa hidup di keramaian dan hiruk pikuknya pergaulan yang rame. Dulu saya tidak pernah pergi sendirian, ada saja teman yang saya ajak, karena saat itu adik saya juga masih sangat kecil. Namun tantangan berat adalah saat kamu sudah bekerja namun tidak memiliki rekan kerja khusus. Saat teman - teman mu sudah sibuk dengan urusannya masing - masing, keadaan memaksa agar saya bisa survive dengan keadaan yang bar
Mengapa saya sering kemana - mana sendiri. Selain karena sudah kebawa habit saat bekerja, saya mulai nyaman melakukan semua hal sendiri dan ingin berdamai dengan diri sendiri. Tapi saya hanya makhluk sosial biasa, terkadang saya juga ingin sesekali ngumpul - ngumpul bareng teman lama saya. Karena saya juga ga yakin teman baru bisa se-asik teman lama saya yg sudah tau seluk beluk saya dan bisa menerima saya dalam keadaan apapun. Beberapa teman pun sudah berkeluarga, sehingga saya tidak enak jika ingin mengajaknya sekedar minum Thai Tea di luar.
Pada mula nya saya memang sering update keseharian saya dan sharing info buat teman - teman saya di sosial media. Lalu lama - lama banyak yang bertanya apakah saya pergi sendiri ? Yups benar sekali. Karena pekerjaan saya memang pekerja lapangan, secara otomatis saya bisa nyambi jalan - jalan walaupun cuma beli Thai Tea di Mall atau cuma lihat - lihat harga mie instan di Hypermart. Saya pun juga terbiasa nonton Bioskop Sendirian.
2 Tahun terakhir ini membuat saya semakin mempelajari potensi diri, semakin membuat saya berfikir harus dengan siapa saya bergaul, karena hidup saya yang sekarang bukan hidup saya semasa SMA yang suka nya memperluas pergaulan dan banyak teman. Saya hanya butuh beberapa teman yang positif. Karena sejatinya saya tidak suka jika di sekeliling saya adalah toxic people. Pernah saya berfikir ingin tinggal di luar daerah yang orang nya punya tata krama dan tutur kata yang enak di dengar. Tapi ternyata itu hanya ego & pemikiran sempit saya saja. Setelah saya hidup 25th di tanah kelahiran saya, saya mempelajari bahwa setiap orang yang tinggal di suatu daerah harus mampu beradaptasi dan mengikuti arus yang ada. Saya memang bukan tipe orang yang mengikuti arus begitu saja, saya lumayan berani tidak memiliki teman daripada saya terjerumus kedalam lingkaran toxic people yang akan membuat saya menjadi lebih aneh.
2 Tahun dalam "Me Time" membuat saya menjadi pemikir dan tukang observasi manusia lagi. Saya bisa belajar lebih mencintai diri saya sendiri meskipun muncul sifat labil saya secara tiba - tiba. Sebagai makhluk sosial sebenarnya saya butuh teman, untuk sharing dan sekedar ngobrol di warung sambil meneguk es jeruk. Tapi saya sadar teman - teman yang menurut saya terbaik sudah tidak di sini lagi, mereka memilih menjadi perantau, sedangkan sisa nya sudah punya kesibukan yang lebih spesifik. Saya pun akhirnya memutuskan untuk fokus bekerja dan fokus menjalani nya sendiri. Karena Allah ga mungkin ga punya alasan mengirim semua ini ke saya.
2 tahun terakhir ini juga saya sempat ngelewatin hal - hal sulit yang saya sendiri heran dibuatnya, karena ini benar - benar di luar perkiraan saya. Saya jadi lebih sering denger kajian dan ikut kelas SPN waktu itu. Memang benar, semakin kita niat untuk memperbaiki diri, maka kita juga akan di pertemukan dengan orang - orang baik. Dengan melakukan semua nya sendiri, saya sadar saya harus belajar menjaga hati, menjaga diri untuk "my future" kelak. Dulu waktu kecil cita - cita saya menjadi pengusaha atau seorang ilmuwan yang meneliti-meneliti sesuatu di Lab. Tapi seiring bertambahnya usia cita - cita bisa lebih simple. Yaitu "Bisa Bahagia", "Bisa menyimpan nama seseorang dalam doa" "Bisa selalu menjadi baik" "Make my Parents proud of me" . Soal cita cita membanggakan orang tua versi saya nanti akan saya tulis di judul yang berbeda.
Intinya semakin bertambahnya usia, bertambahnya ujian dan rintangan, cita - cita tinggi seseorang manusia akan menjadi lebih sederhana. Bukannya saya mematahkan mimpi - mimpi saya sebelumnya, namun saya menambah taraf nya agar saya bisa lebih baik. Apa sebenarnya yang kita cari di dunia ini ? Apakah Uang ? Apakah Harta ? Apakah kedudukan ? Bagi saya dunia hanyalah tipu daya, namun saya sendiri masih belum bisa menjadi manusia yang paling baik di muka bumi ini. 2 tahun belakangan saya berusaha agar menjadi manusia yang di ridhai Allah meskipun tantangannya sangat sulit. Karena jujur saja saya masih merasa menjadi Budak dunia yang menginginkan kebahagiaan di dunia sebelum saya kembali pada-NYA. Doakan ya teman - teman agar saya bisa terus menjadi pribadi yang baik meskipun sudah tidak mungkin saya menjadi herni kecil yang pendiam dan pemalu.
Inti nya juga dengan kita menjaga hati menjaga diri dan pikiran kita sendiri, kita bisa lebih menghargai orang, karena menghargai dan mencintai seseorang dimulai dari mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Jika kita saja masih suka mencari kekurangan dan mengorek - ngorek kelemahan diri kita, saya yakin teman - teman juga akan lebih sering mencari kekurangan orang lain. Selain itu juga kita harus rendah hati dan tidak boleh sombong. Merasa diri sudah bisa sendiri lantas kita sama sekali tidak butuh orang lain. Saya yakin kita akan selalu Butuh. Gejolak - gejolak kegalauan sebagai manusia umur 25th yang tiba - tiba muncul itu lah yang membuat saya ingin sekali berdamai dengan diri sendiri, tidak ingin membuat diri menjadi seorang yang pesimis dan meragukan Janji Allah.
Jadi Berdamailah dengan diri sendiri agar kita juga bisa berdamai dengan orang lain. Dengan berdamai dengan diri sendiri kita bisa lebih menikmati proses. Lebih bisa control emosi dan ego.
Jadi Berdamailah dengan diri sendiri agar kita juga bisa berdamai dengan orang lain. Dengan berdamai dengan diri sendiri kita bisa lebih menikmati proses. Lebih bisa control emosi dan ego.
Tahun ini saya sangat senang, karena saya merencanakan untuk berlibur ke Bromo. Awalnya saya hanya berencana berangkat sendiri. Namun ternyata beberapa teman saya tertarik dan ingin mengikuti open trip saya ke Taman Nasional Gunung Bromo. Maret 2018 lalu saya membuat itinerary trip bromo untuk 7 orang. Beirut rute perjalanan saya menuju bromo :
1. Berangkat dari Denpasar - Malang Menggunakan Travel
Saya menggunakan Jasa Ladju Travel Denpasar - Malang dengan Biaya Rp. 210.000. Saya mendapat giliran penjemputan pukul 18:30 WITA. Sekitar jam 19.00 WITA kami berangkat menuju Malang.
Travel Ladju ini saya rasa sangat nyaman. Selain itu ada fasilitas pengisi daya, sehingga kita tidak usah khawatir kehabisan daya handphone. Dengan harga sekian kami mendapatkan makan malam sebelum Pelabuhan Gilimanuk.
Saya tiba di Malang sekitar pukul 07.00 WIB dan langsung menuju ke Kost an teman saya bernama Suci. Ini bisa menghemat tempat singgah sebelum ke Bromo, sembari menunggu teman - teman lain datang dari Solo & Jogja (Restu, Shinta), Palembang (Nia), Surabaya (Dewi), Semarang (Rachma) saya bersama suci mencari sarapan dan berfoto - foto di beberapa titik di kota Malang.
2. Menuju Gunung Bromo
Untuk menuju Bromo kami menggunakan Travel Agent "Bromo Alvis". Saya mendapatkannya dari Instagram. Biaya jasa jeep dan penjemputan ke Bromo sesear Rp. 250.000 tanpa minimun orang. Jadi teman - teman bisa mendapat harga Rp. 250.000 meskipun trip seorang diri.
Penjemputan di kost suci pukul 24.00 WIB lalu kami di bawa ke pos trip bromo yang lain. Kami di jemput menggunakan mobil avanza dan setelah sampai di pos kami berganti kendaraan berupa Jeep.
Setelah menaiki Jeep kami dibawa menuju Taman Nasional Gunung Bromo. Saya pun tertidur karena memang timing nya adalah jam tidur saya.
PENANJAKAN 1
Sesampainya di Bromo kami langsung jalan menuju ke pananjakan 1 untuk menyaksikan terbitnya sang mentari. Udaranya dingin banget loh. Buat temen - temen yang kurang kuat sama dingin saya sarankan menggunakan jaket tebal atau baju yang berlapis. Karena sebelum sunrise muncul udaranya sangat dingin menusuk tulang.
Setelah puas melihat sunrise dan gunung - gunung dari penanjakan, lalu kita turun kembali untuk ke pos selanjutnya.
KAWAH GUNUNG BROMO
Setelah Penanjakan kami di giring ke kawasan kawah gunung Bromo. Namun karena 1 grup kita ini lemah, kami cukup puas foto - foto di bawah saja. Cuaca di bawah sini sangat ekstrim perubahannya. Saat di penanjakan suhunya sangat dingin, namun sesampainya di kawasan kawah cuaca sangat panas dan terik. Kira - kira kami sampai di kawasan ini pukul 07.30 WIB. Perlu juga membawa sunblock.
Penampakan Jeep Kita |
Trip bromo kali ini kami mendapatkan dua teman baru dari Kuala Lumpur. Mereka satu rombongan dengan kami.
Biar Anget Makan Pop Mie Dulu |
PASIR BERBISIK
Setelah puas berfoto di kawasan kawah bromo kami digiring kembali menuju pasir berbisik. Yup, disini terdapat fenomena pasir berbisik karena ketika angin bertiup, butiran - butiran pasir akan berterbangan dan akan terdengar seperti bisikan ke telinga. Disini suhu nya sangat panas dan terik. Perlu untuk teman - teman membawa kacamata hitam atau masker, karena pasir - pasir yang berbisik itu akan terbang mengikuti angin.
Penampakan dua Jeep Kita |
Karena saya tipikal orang yang memiliki Alergi debu, saya harus melindungi pernafasan saya |
Pasir Berbisik di belakang saya yang sedang berterbangan |
Teman Saya Suci |
Penampakan Pasir Berbisik Bisa di Lihat di belakang wanita - wanita ini, seperti awan terbang |
SAVANA BROMO
Sampailah kita di destinasi terakhir dari Taman Nasional Bromo Tender Semeru, yaitu Savana Bromo. Sebenarnya ini bukan destinasi terakhir, masih ada bukit teletubies, tapi karena menurut kami sudah terlalu panas, dan kembali lagi, kami adalah grup yang lemah. Akhirnya kami memutuskan padang savana ini tempat terakhir kita. Kami juga sudah cukup puas menikmati keindahan bromo saat itu. Berikut foto - foto kami :
TOTAL BIAYA KE BROMO SAJA ( Rp. 462.000 )
Transport Tergantung daerah asal.
Denpasar - Malang : Rp. 210.000
Bromo Alvis : Rp. 250.000 (sudah include minum)
Buang Air Kecil : Rp. 2.000
YANG PERLU DI BAWA
- Jaket Tebal
- Baju Berlapis Lapis bagi yang ga kuat dingin
- Sarung Tangan
- Kaos Kaki
- Sepatu
- Kupluk
- Kacamata Hiram
- Masker (Optional)
- Sunblock
- Kesehatan.